Warga Ramai Tidur Di Bandara, Karena Harga Sewa Rumah Mahal

Tidur Di Bandara, Tidur di bandara sambil menunggu waktu penerbangan lumrah dilakukan di berbagai negara. Namun di Spanyol, banyak orang yang menungpang di bandara bukan untuk menunggu penerbangan, melainkan hanya untuk menumpang tidur.

Tidur Di Bandara

Warga Ramai Tidur di Bandara, Karena Harga Sewa Rumah Mahal

Fenomena mengejutkan tengah terjadi di sejumlah bandara besar: warga memilih tidur di terminal bandara akibat melonjaknya harga sewa rumah. Lonjakan biaya hidup, khususnya di kota-kota besar, memaksa sebagian masyarakat mencari alternatif tempat tinggal sementara yang aman, terang, dan bebas biaya—salah satunya adalah bandara.

Bandara Jadi Tempat Berlindung Darurat

Beberapa bandara kini dipenuhi oleh warga yang menungpang di kursi tunggu atau lantai terminal. Meski kondisi ini tidak ideal, bagi sebagian orang, bandara menjadi solusi sementara di tengah krisis perumahan. Bandara menyediakan fasilitas dasar seperti toilet, penerangan, dan keamanan 24 jam yang tidak dimiliki tempat umum lainnya.

Harga Sewa Rumah Melambung Tinggi

Peningkatan tajam harga sewa rumah menjadi penyebab utama situasi ini. Di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Denpasar, harga sewa kamar kos atau apartemen meningkat hingga 30-50% dalam dua tahun terakhir. Kenaikan ini jauh melampaui kenaikan upah minimum, sehingga menyulitkan banyak warga untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka, termasuk tempat tinggal.

Pemerintah Diminta Bertindak

Banyak kalangan mendesak pemerintah untuk segera mengambil tindakan. Kebijakan penyediaan rumah susun murah, subsidi sewa, dan pengawasan terhadap spekulan properti dianggap perlu dilakukan guna mengatasi krisis ini. Tanpa intervensi cepat, jumlah warga yang memilih menungpang  di tempat umum seperti bandara, stasiun, bahkan taman kota bisa terus bertambah.

Dampak Sosial dan Psikologis

Tidur di bandara bukan tanpa risiko. Selain ketidaknyamanan, warga yang tinggal sementara di sana juga rentan terhadap gangguan kesehatan, stres, hingga kriminalitas. Anak-anak dan lansia menjadi kelompok paling rentan yang terdampak secara fisik maupun mental.

Solusi Jangka Panjang

Untuk jangka panjang, solusi krisis perumahan harus melibatkan berbagai pihak—pemerintah, pengembang properti, dan masyarakat sipil. Beberapa solusi potensial yang dapat dipertimbangkan:

  • Pembangunan hunian terjangkau secara masif
  • Revisi regulasi sewa dan kepemilikan properti
  • Inovasi pembiayaan rumah seperti skema cicilan berbasis penghasilan
  • Pemberdayaan komunitas untuk membangun kawasan hunian mandiri

Kesimpulan

Fenomena warga menumpang di bandara merupakan alarm keras bahwa krisis perumahan semakin nyata. Pemerintah dan pemangku kepentingan harus segera bertindak agar bandara tidak menjadi ‘rumah’ bagi mereka yang kehilangan tempat tinggal. Akses terhadap hunian layak adalah hak dasar yang harus dipenuhi demi terciptanya keadilan sosial dan stabilitas kehidupan masyarakat.

kadobet

Tags:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*